MENYEBARKAN PEMAHAMAN DAN PENERAPAN PENGALAMAN BUDAYA POSITIF DI SMPN 3 CIKEUSAL KABUPATEN SERANG



MENYEBARKAN PEMAHAMAN PADA REKAN GURU (DISEMINASI)

Serang, 3 Januari 2023 telah selesai dilaksanakan kegiatan diseminasi penyebaran pemahaman kepada rekan guru di SMPN 3 Cikeusal Kabupaten Serang. Kegiatan diseminasi disaksikan oleh 25 orang guru untuk memberikan pemahaman dan mengajak rekan guru untuk bersama-sama melakukan perubahan menuju lingkungan sekolah yang berbudaya positif. Budaya positif sangat penting untuk diketahui dan diterapkan oleh guru di sekolah agar terwujud peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik sehingga diharapkan terbentuk profil pelajar pancasila. 


Pemaparan diseminasi diawali dengan memberikan pertanyaan pemantik, terkait apa yang diketahui sebelumnya tentang budaya positif. Hal ini penting agar dapat mengetahui pemahaman awal dari rekan guru di sekolah. Selanjutnya saya menyampaikan beberapa konsep inti dalam budaya positif diantaranya perubahan paradigma belajar, disiplin positif, nilai-nilai kebajikan, kebutuhan dasar manusia, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol guru, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. 



Perubahan paradigma belajar dapat terbentuk melalui pembelajaran yang dirancang menggunakan prinsip pembelajaran "berdiferensiasi" sehingga para peserta didik belajar sesuai kebutuhannya berdasarkan tahap perkembangan sesuai teori psikologi modern untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Dalam pembelajaran dengan paradigma baru juga dijelaskan adanya beberapa misskonsepsi tentang teori kontrol antara lain ilusi guru mengontrol murid, ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat, ilusi bahwa kritik dan membuat rasa bersalah mampu menguatkan karakter dan ilusi bahwa orang dewasa berhak memaksa. Dari beberapa miskonsepsi tersebut, sebaiknya guru mengubah paradigma stimulus respon menjadi pendekatan teori kontrol, diantaranya berpikir bahwa realitas kebutuhan kita berbeda, setiap orang memiliki gambaran berbeda, kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia, semua perilaku memiliki tujuan, hanya Anda yang dapat mengontrol diri Anda, Anda tidak bisa mengontrol orang lain, kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-pilihan baru, dan model berpikir menang-menang. 

Selanjutnya dipaparkan tentang makna disiplin yang mengacu pada disiplin diri. Disiplin diri dapat memunculkan rasa tanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya berdasarkan nilai-nilai yang diyakini. Disiplin diri dapat membentuk disiplin positif agar dapat menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan peserta didik tanpa imbalan/penghargaan (reward), ancaman atau hukuman. Dengan demikian sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan peserta didik yang memiliki disiplin diri sehingga mereka berperilaku mengacu kepada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan nilai-nilai universal yang dimaksud berupa nilai kebajikan yang harus diyakini oleh peserta didik. Nilai kebajikan merupakan nilai yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya. 

Setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Kelima kebutuhan dasar tersebut antara lain kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan akan kasih sayang dan rasa diterima, kebutuhan akan penguasaan, kebutuhan kebebasan dan kebutuhan kesenangan. Jika salah satu dari kelima kebutuhan dasar tersebut tidak terpenuhi maka akan memunculkan penyimpangan perilaku yang tidak diinginkan, sehingga sebagai seorang pendidik perlu kiranya agar dapat mempelajari kebutuhan dasar manusia dan mengidentifikasi perilaku peserta didik yang dianggap menyimpang agar dapat dicari solusi yang tepat.

Setelah mempelajari kebutuhan dasar manusia, kita juga perlu mengetahui motivasi perilaku manusia, apakah bertindak sesuai dengan motivasi ekstrinsik atau motivasi intrinsik. Jika bertindak sesuai motivasi ekstrinsik, biasanya bertujuan untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman dan untuk mendapatkan imbalan/penghargaan dari orang lain. Tetapi jika bertindak sesuai motivasi intrinsik maka tujuannya untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Sebaiknya motivasi yang paling baik adalah motivasi intrinsik, agar anak memiliki rasa tanggungjawab dan kesadaran diri saat melakukan perbuatan apapun.

Terdapat  lima posisi kontrol seorang guru, antara lain sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. Tiap-tiap posisi memiliki karakteristik sendiri dan juga dampak psikologis pada diri peserta didik. Sebaiknya pilih posisi kontrol sebagai manajer yang dapat mendorong kolaborasi dan komunikasi antara guru dan peserta didik sehingga masalah dapat dipecahkan bersama dan dapat menumbuhkan tanggungjawab terhadap perbuatan yang dilakukannya. 

Agar peserta didik memiliki motivasi intrinsik pada dirinya, maka dapat dimulai dengan pembentukan keyakinan kelas antara guru dan siswa. Keyakinan kelas bersifat abstrak, berupa pernyataan universal, dibuat dalam pernyataan positif, sedikit saja agar mudah diingat, sesuai dengan kondisi kelas dan sekolah sehingga mudah diterapkan dan semua warga kelas harus dilibatkan saat pembuatan keyakinan kelas.

Konsep inti terakhir yang dipaparkan adalah tentang segitiga restitusi. Segitiga restitusi adalah suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggungjawab. Terdapat 3 tahapan dalam segitiga restitusi, antara lain: (1) menstabilkan identitas; (2) validasi tindakan yang salah; (3) menanyakan keyakinan. Masing-masing tahapan memiliki prinsip dan ciri khas pada perkataan yang diucapkan seorang guru. Pada tahap menstabilkan identitas berdasarkan prinsip membuat kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran, misalnya dengan mengucapkan "berbuat salah itu wajar", "tidak ada manusia yang sempurna", "Bapak/Ibu juga pernah melakukan itu", " Bapak/Ibu tidak mau mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini" atau " kamu berhak merasa begitu". Pada tahap validasi tindakan yang salah berdasarkan prinsip setiap perilaku berupaya memenuhi suatu kebutuhan tertentu, misalnya dengan berkata "kamu pasti punya alasan mengapa melakukan itu", "padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya", " kamu melakukannya karena mempertahankan sesuatu yang penting bagimu". Tahap menanyakan keyakinan berdasarkan prinsip teori kontrol bahwa pada dasarnya kita termotivasi secara intrinsik. Perkataan yang bisa diucapkan antara lain "apa keyakinan kelas kita?", "nilai-nilai apa yang telah disepakati bersama?", "seperti apa gambaran sebuah kelas yang ideal menurut kamu?" atau "kamu ingin menjadi orang yang seperti apa?". 

Dalam penerapan program disiplin positif hendaknya guru memiliki standar kepribadian, profesional dan sosial yang baik dimana guru mampu merefleksikan dirinya dalam posisi kontrol saat ini, bagaimana perjalanan dirinya sebagai "among" (manajer) yang menuntun murid-muridnya menjadi insan yang mandiri, merdeka dan bertanggung jawab sesuai dengan standar nasional pendidikan.

PENERAPAN PENGALAMAN BUDAYA POSITIF (PEMBENTUKAN KEYAKINAN KELAS)



Pembentukan keyakinan kelas dilakukan pada hari jumat, 6 Januari 2023 di kelas 8E SMPN 3 Cikeusal. Sebelum pembentukan keyakinan kelas, guru memaparkan terlebih dahulu makna keyakinan kelas kepada peserta didik agar memiliki persamaan persepsi. Selanjutnya guru menjelaskan cara pembuatan keyakinan kelas yang harus di tulis oleh masing-masing peserta didik pada kertas yang telah disediakan. Setelah anak menuliskan masing-masing satu keyakinan kelasnya, mereka menempelkan ke karton yang telah dipersiapkan oleh guru. Selanjutnya guru dan peserta didik melakukan penyortiran bersama, jika ada keyakinan kelas lebih dari satu kertas, maka cukup diambil satu saja sebagai keyakinan kelas yang disepakati, dan begitu seterusnya. 



Hasil dari pembuatan keyakinan kelas tersebut, diperoleh 8 nilai kebajikan yang telah disepakati, antara lain semangat, menjaga kebersihan, menjaga kerapihan, saling menghargai, belajar dengan jujur, rajin sekolah, rajin belajar dan disiplin. 


Semoga pembuatan keyakinan kelas ini dapat membawa perubahan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik dengan meumnculkan motivasi intrinsiknya dan dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab untuk bertindak sesuai dengan keyakinan kelas yang telah disepakati. 

REFLEKSI

Pelaksanaan Diseminasi (penyebaran pemahaman) kepada rekan guru dilakukan pada tanggal 3 Januari 2023 bertempat di SMP Negeri 3 Cikeusal Kabupaten Serang. Terdapat 25 orang guru yang menyaksikan kegiatan ini. Pembuatan keyakinan kelas bersama dengan murid kelas 8E, saya lakukan pada tanggal 6 Januari 2023. Murid-murid sangat antusias dalam membuat keyakinan kelas. Perasaan saya setelah melakukan aksi nyata ini, saya menjadi sangat bersemangat dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik terutama menerapkan konsep-konsep inti dalam budaya positif di SMPN 3 Cikeusal

RENCANA PERBAIKAN UNTUK IMPLEMENTASI KE DEPAN
  • Selalu melakukan evaluasi secara berkala
  • Terus meningkatkan koordinasi dengan semua pihak di lingkungan sekolah
  • Terus meminimalisir kekurangan-kekurangan yang ada
  • Terus meningkatkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan budaya positif
  • Selalu menganalisis kebermanfaatan hasil diseminasi tersebut terhadap murid dan lingkungan belajar

Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. 


Heryanah, M.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
SMPN 3 Cikeusal Kabupaten Serang

4 Komentar

  1. Terima kasih Bu Ana🙏 artikelnya sangat menginspirasi untuk menerapkan budaya positif di kelas/sekolah. Keren pokoknya👍

    BalasHapus
  2. Artikelnya bermanfaat untuk penerapan budaya positif, dimulai dari kelas yang kita kelola.

    BalasHapus
  3. Artikelnya sangat menginspirasi dan sangat bermanfaat. Terutama tentang penerapan keyakinan kelas

    BalasHapus

Terbaru